Kamis, 21 Januari 2010

PENGELOLAAN DAS TUNAN


Penajam, (SIKU-PPU/Blog). Daerah Aliran Sungai (DAS) Tunan merupakan aset sumber daya alam yang dimiliki oleh Kabupaten Penajam Paser Utara. Sungai Tunan memanjang membela dua kecamatan yaitu,Kecamatan Waru dan Kecamatan Penajam. Wilayah Kecamatan Waru berada di DAS Tunan adalah Kelurahan Waru yang terdiri dari Wilayah RT. 001, Wilayah RT. 002 dan Wilayah RT. 003. Sedangkan Kecamatan yang berada di wilayah DAS Tunan antara lain Kelurahan Petung yang terdiri dari Wilayah RT. 020 dan Wilayah RT. 0013. Kemudian Kelurahan Tanjung Tengah.


Menurut cerita masyarakat etnis Paser, bahwa Sungai Tunan pada zaman dahulu sebelum datang penjajah Belanda,menjadi perbatasan antara Kerajaan Kutai yang berpusat di Tenggarong dengan Kerajaan Paser yang berpusat di Kecamatan Belengkong (Kab.Paser).

Kemudian tahun 1965, Penajam yang saat itu disebut Kewedanaan Penajam merupakan bagian dari wilayah administrasi Kemerintahan Kutai Lama, dengan batas sebelah selatan juga sungai Tunan.Kemudian tahun 1968 Kecamatan Penajam menjadi bagian dari wilayah Administrasi Kotapraja Balikpapan dengan batas sebelah selatan sungai Tunan.Dan tahun 1986 kembali sungai tunan menjadi perbatasan antara Kecamatan Penajam dan Kecamatan Waru setelah manjadi bagian dari Pemerintahan Kabupaten Pasir .

Jadi menurut sejarah Sungai Tunan sudah menjadi peranan penting bagi pemerintahn di Kalimantan Timur khususnya Kabupaten Penajam Paser Utara.



Mengapa DAS Tunan Harus Dikelola


Karena DAS Tunan merupakan aset daerah yang dihuni oleh masyarakat sehingga telah menjadi sumber kehidupan. Warga dapat memancing ikan,udang dan mencari kepiting.Hasilnya mereka jual kepasar tradisional dan sebagian dikonsumsi sendiri.

Berbagai macam hewan primata seperti monyet ekor panjang, lutung, uwa-uwa, berbagai macam jenis burung aves). Selain itu juga pernah ditemui buaya muara dan buaya sumpit disekitar hulu maupun ilir sungai.Air sungai bisa diminum atau dipakai memasak dan mencuci.

Jenis ikan menurut Ketua RT. 20 Petung,Usman seperti pepuyu, patin serta udang air tawar dengan mudah didapat bila air surut.Kalau air lagi naik atau pasang masyarakat sekitar yang rajin memancing dan menjala bisa mendapatkan ikan kakap, mayung, otek, kerapu, udang hitam dan kepiting bakau.

Sejak zaman orde baru mulai terjadi perubahan peranan Sungai Tunan. Karena investor mulai melirik DAS Tunan dan dijadikan wilayah perkebunan besar. Tahun 1980 PT. Moeis mulai menancapkan taringnya dengan membabat habis hutan yang ada disekitar sungai dan disulap menjadi kebun sawit.

Setelah itu yang terjadi adalah pencemaran air sungai yang dulu berwarna putih kini sudah berubah



Hasil Identivikasi Issue dan Masalah


Kini DAS Tunan sudah menjadi kritis dan perlu mendapat perawatan yang intensif dan signifikan.Banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan untuk menyehatkan kembali DAS Tunan.Namun semua usaha yang akan kita lakukan tidak semudah membalik telapak tangan. Namun membutuhkan proses dengan mengorbankan tenaga, pikiran, dana dan waktu. Selain itu juga perlu mendapat dukungan dari semua pihak baik masyarakat pemerintah LSM lokal maupun pihak swasta yang ada disekitar Sungai.

Hasil pengumpulan data yang diperoleh baik melalui wawancara door to door, diskusi kelompok dengan masyarakat dan pengamatan langsung dilokasi antara lain :

  1. Perubahan warna air dari jernih menjadi kuning
  2. Bila kemarau beberapa hari air menjadi bau dan berwarna kehitaman.
  3. Air sungai sudah tidak bisa dipakai untuk MCK apalagi dikonsumsi.
  4. Ikan,udang sungai dan kepiting sudah sulit ditemui sehingga merugikan masyarakat nelayan sungai.
  5. Berkurangnya hewan primata dan jenis burung yang biasa berkeliaran.
  6. Terjadinya sedimentasi disekitar muara sungai (tanjung tengah).
  7. Rusaknya hutan mangrove/bakau disekitar bantaran sungai.
  8. Terjadinya pembukaan hutan mangrove menjadi tambak (dampak dari mahalnya harga udang th 1997-1998).

Kalau kita melihat hasil survey tersebut tentu dampak yang dialami oleh sungai sangat parah dan kritis sekali.

Kami sedang melakukan negosiasi dengan masyarakat sekitar dan pemerintah kabupaten untuk melakuka kegiatan bersama demi menyelamatkan DAS Tunan. Namun SIKU sudah memberikan penawaran program yang sekarang sedang berjalan. (Emil Jamal)

Tidak ada komentar: